CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sunday, January 27, 2008

Spirit Iman

Salam uhibbukifilah...Afwan buat ukhti-ukhti yang sedang menunggu coretan dari kami. Insya-Allah akhwat Sabah akan berusaha untuk mengup-date blog ini dari semasa ke semasa. Di sini ana coretkan sedikit nukilan pembooster iman yang bertintakan cinta kepada Allah. Kepada akhwat Sabah, teruslah mengencarkan da'wah kita di sini. Gencarlah kita untuk menyelesaikan masalah umat yang semakin luar biasa. Hayya 'alalfallah....
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (iaitu) orang yang khusyuk dalam solatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat," [QS Al-Mu'minun, 23:1-4]

Para pahlawan berangkat dari iman & keyakinan. Yakin akan adanya balasan & kemenangan yang dirindukan. Yakin bahawa apa pun yang dilakukan tak akan disia-siakan oleh sang Pemilik Kehidupan.
Keyakinan atau aqidah, menurut Hasan al-Banna, adalah perkara yang hati membenarkannya, jiwa menjadi tenteram kerananya, & menjadikan rasa yakin pada diri tanpa tercampuri oleh keraguan & dikukuhkan dengan analisa yang benar.

Iman adalah kekuatan yang menggerakkan setiap mukmin. Iman yang menghadirkan kemenangan adalah keimanan pada hari akhir sehingga selalu berpikir & berpikir untuk bekerja & bekerja. Al-Quran & hadits selalu mengaitkan iman kepada Allah dengan hari akhir. Sebab, inilah inti keimanan: yakin akan balasan. Setiap amal. Sekecil apapun. Tanpa ada sedikit pun yang terlewatkan.
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." [QS At-Tin, 95:4-6]

Yakin terhadap kemenangan inilah yang membuat kita berbeda. Sebab, orang-orang yang yakin akan adanya hari akhir & pembalasan:
  1. Ia benci, sangat benci kepada kemaksiatan & kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia & di akhirat. Menurut Ibnul Qayim, maksiat paling tidak akan menimbulkan 20 dampak. Di antaranya menyempitkan rezeki, menimbulkan minder, menjauhkan diri dari orang lain, menyiksa hati, menimbulkan kegundahan, menutup dari kebaikan, & membuahkan maksiat lain. Kemenangan terwujud bila kita jauh dari maksiat. Sebab bila para pejuang – yang mestinya taat – malah bermaksiat, maka yang lebih kuat akan mengalahkan yang lebih lemah. Ini sunnatullah. Kita kuat & menang kala bersandar pada Allah yang Maha Perkasa. Allahush shamad… laa haula walaa quwwata illaa billah.
  2. Ia merasa tenang, sejuk & gembira. Sebab ia akan mendapatkan nikmat akhirat yang luar biasa yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini. Keyakinan inilah yang membuatkan dirinya tetap sabar dalam ketaatan, menjauhi maksiat, menanggung musibah. Tetap bersyukur, mencintai apapun yang dimilikinya. Tetap qana’ah menerima apapun yang didapatkannya. Tetap tawakal, berusaha keras mencapai sukses, biarlah Allah yang mengatur segalanya. Tetap roja’, berharap anugerah & ampunan dari Allah. Tetap khouf, merasa takut untuk melanggar aturan-Nya, merasa khuatir bila melalaikan kewajiban kepada-Nya.
  3. Sentiasa tertanam kecintaan & ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu. Iman kepada hari akhir inilah yang membuat jiwa selalu termotivasi beramal dengan ikhlas, membendung niat buruk dari hati, & menjauhkan diri dari pikiran kotor yang mengelayuti.

Ini hanya sebahagian dari energi iman. Sebab bila sungguh telah hadir maka ia bisa menghidupkan hati, menghidupkan pemikiran, menghidupkan amal, menghidupkan semangat jihad, & tentunya menghidupkan kehidupan. Abu Bakar Ash-Shidiq membuktikan & berpesan, “Nak, carilah kematian, niscaya ‘kan kau temukan kehidupan.” Khalid bin Walid meneruskan, “Kami akan datang kepada kalian dengan orang-orang yang mencintai kematian sebagaimana kalian sangat mencintai kehidupan.”

Prepared by Syifa'

Copied by The Way To Win (Solikhin Abu Izuddin)

0 comments: